MEDIA BANGGAI-Luwuk. Kepala Bidang Pendidikan Dasar Disdikpora Banggai, Effi Suleha Mile, mengaku bahwa sejumlah sekolah di Kabupaten Banggai memang mengalami kekurangan guru, khususnya di tingkat sekolah dasar (SD). Data pendistribusian guru pun masih kusut.
“Sekitar 75 % kami kekurangan guru, yang paling banyak itu permintaan guru tingkatan SD, makanya saya juga bingung harus bagaimana,” terangnya.
Untuk Kabupaten Banggai kata dia, jumlah guru SD sebanyak 2.108 orang yang tersebar di 333 sekolah, SMP sebanyak 771 guru di 90 sekolah. Angka minimal dalam 1 sekolah katanya, terdapat 10 guru.
Problem kekurangan guru SD itu sementara diatasi oleh kepala sekolah dengan mengangkat guru honorer. Namun perlakuan terhadap guru honorer saat ini sangat menyedihkan, karena sistem rekruitmen yang tak jelas, pembinaan yang tak ada, kesejahteraan dan perlindungan sangat memprihatinkan.
“Di SD saat ini sangat banyak guru honorer. Mereka memang dibutuhkan karena kekurangan guru itu, Saya berharap dengan Fenomena kekurangan guru ini, pemerintah bisa lebih memprioriotaskan pengangkatan tenaga guru honorer. Biasa juga bila ada honorer yang sudah diangkat 100 persen kemudian dipindahkan, sehingga guru kembali kurang,” imbuhnya.
Selain itu, untuk mengurangi kekurangan guru tersebut, bidang Dikdas juga telah mendapat bantuan tenaga pengajar dari lembaga Indonesia Mengajar sebanyak 6 orang. Indonesia Mengajar sendiri sudah berdiri sejak tahun 2010 dan menghasilkan 170 pengajar muda di 16 kabupaten seluruh Indonesia.
“ Saya berharap kepada mereka agar bisa mendapat tambahan guru yang lebih banyak lagi, bukan hanya 6 orang saja, sebab saat ini kita benar-benar kekurangan guru,” tambahnya.
Sementara untuk data jumlah dan sebaran guru di Bidang Pendidikan Menengah belum diperoleh informasinya, sebab kepala bidangnya tak ada.
“Saya bukan Kepala Bidangnya, sebab belum ada SK pengangkatan sementara sebagai pelaksana harian, kalau yang ada SKnya itu Sulaeman, pengawas diruang sebelah, saya hanya duduk dan bekerja disini, kalau mau jelasnya tanyakan di BKD,” saran Sakrin yang ditemui diruang dan meja bekerja yang biasanya digunakan Kabid Dikmen sebelumnya.
Sekretaris Disdikpora juga tak bisa memberi informasi soal jumlah dan sebaran guru tersebut. Ia mengaku tak mengetahui masalah tenaga guru, sebab yang lebih mengetahui teknisnya ada di bidang masing-masing. “Untuk SD dan SMP ada di bidang Dikdas, sementara untuk sekolah menengah atas dan kejuruan ada di bidang Dikmen, begitu juga bidang-bidang lainnya, saya hanya membackup administrasi,” kata Wahyudi Nasir,Sekretaris Dinas Dikpora Kabupaten Banggai. *heRu