Sorotan Soeria Lasny:
Di tengah gencarnya Bupati Sofhian Mile menggalakan programnya membangun Banggai dari desa, para pegawai di jajaran Pemkab Banggai justru menjadi sorotan media massa karena melalaikan tugasnya. Banyak diantara mereka yang mangkir setiap hari. Masuk kantor terlambat, pulang lebih awal sebelum jam kerja usai. Dan setelah jam istrahat pukul 12.00-13.00 Wita, banyak diantara mereka sudah tidak kembali untuk melanjutkan tugas di kantornya masing-masing.
Keadaan itu diperparah lagi pada saat Bupati atau Wakil Bupati sedang melaksanakan tugas keluar daerah. Ini kesempatan dimana banyak pegawai yang tidak masuk sehingga suasana kantor yang megah itu terlihat sepi tanpa kesibukan apapun. Pemandangan yang cukup memprihatinkan ini, seperti sebuah kantor tanpa pemimpin yang berwibawa dan disegani oleh stafnya. Uniknya dalam daftar hadir tercatat semua pegawai tak ada yang mangkir. Semua berjalan sesuai jam kerja yang berlaku setiap hari. Tak terkesan sedikitpun adanya korupsi waktu kerja.
Memprihatinkan
Kondisi yang memprihatinkan ini juga terjadi hampir di semua Kantor SKPD. Satu-satunya kantor yang terlihat sibuk hanyalah di DPPKAD (Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan & Aset Daerah). Kesibukan di sini menyangkut pekerjaan administrasi keuangan daerah, terutama yang berkaitan dengan belanja pegawai, seperti gaji, uang perjalanan dinas, tunjangan jabatan dan hak-hak pegawai lainnya. Pekerjaan ini memang tak bisa ditunda, karena menyangkut persoalan perut dan kesejahteraan para pegawai.
Menyikapi kondisi yang memprihatinkan ini, telah dilakukn tindakan tegas terhadap sejumlah oknum PNS yang melalaikan tugasnya. Antara lain dengan menunda pembayaran gaji serta sanksi administratif berupa teguran keras secara tertulis. Namun hal itu belum bisa merubah kondisi mental para PNS menjadi lebih baik. Nampaknya faktor sumpah jabatan atau janji ketika mengawali karir sebagai PNS bukan jaminan seorang oknum PNS itu akan melaksanakan tugasnya sebagai Abdi Negara untuk melayani masyarakat dengan baik. Sangat boleh jadi ketika masuk PNS mereka hanya mengikuti test kemampuan secara tertulis tanpa melalui proses psikotes. Akhirya baru ketahuan kemudian, ada diantarnya yang mentalnya bobrok.
Sapta Prasetya
Selain rendahnya tingkat kedisiplinan para pegawai yang menjadi sorotan masyarakat, persoalan jabatan Sekdakab Banggai juga menjadi fokus pemberitaan media massa lokal. Halaman-halaman koran yang terbit di Luwuk, setiap hari dijejali beragam pendapat masyarakat, terutama kalangan politisi serta sejumlah oknum anggota legislatif yang sifatya mengarah pada polemik pro kontra.
Secara internal di kalangan pejabat jajaran Pemkab Banggai sendiri, persoalan pro kontra terhadap jabatan Sekdakab Banggai Musir Madja juga sudah bukan rahasia lagi. Itu merupakan dampak dari percaturan politik yang memanas pada Pemilukada Banggai yang lalu. Sikap aparatur di jajaran Pemkab Banggai turut dipengaruhi oleh gejolak politik yang mengitarinya, sehingga mereka tidak dapat memusatkan perhatian terhadap pelaksanaan tugas pokok sebagaimana mestinya. Bahkan secara terang-terangan melibatkan diri untuk mendukung salah satu pasangan calon yang berlaga pada Pemilukada Banggai tersebut.
Beberapa catatan sebelumnya, bila terjadi kasus-kasus politik ada saja oknum anggota KORPRI (Korps Pegawai Republik Indenesia) yang melibatkan diri meski secara terselubung. Pada situasi seperti itu akan nampak terjadinya penyimpangan-penyimpangan terhadap Sapta Prasetya KORPRI.
Dalam sejumlah kesempatan dialog penulis dengan sejumlah tokoh masyarakat, politisi dan sejumlah kalangan kampus di daerah ini secara terpisah, terungkap adanya kekhawatiran mengenai perilaku para pegawai di jajaran Pemkab Banggai yang ogah-ogahan dalam melaksanakan tugasnya, dapat diartikan sebagai bentuk penjegalan terhadap kepemimpinan Sofhian Mile. Setidaknya ada upaya untuk menghambat laju pembangunan Banggai dari desa, pada saat Sofhian Mile sedang tancap gas. Hal ini perlu diwaspadai untuk menghindari pecahnya kekompakan kepemimpinan Sofhian Mile dan Herwin Yatim. ***
Di tengah gencarnya Bupati Sofhian Mile menggalakan programnya membangun Banggai dari desa, para pegawai di jajaran Pemkab Banggai justru menjadi sorotan media massa karena melalaikan tugasnya. Banyak diantara mereka yang mangkir setiap hari. Masuk kantor terlambat, pulang lebih awal sebelum jam kerja usai. Dan setelah jam istrahat pukul 12.00-13.00 Wita, banyak diantara mereka sudah tidak kembali untuk melanjutkan tugas di kantornya masing-masing.
Keadaan itu diperparah lagi pada saat Bupati atau Wakil Bupati sedang melaksanakan tugas keluar daerah. Ini kesempatan dimana banyak pegawai yang tidak masuk sehingga suasana kantor yang megah itu terlihat sepi tanpa kesibukan apapun. Pemandangan yang cukup memprihatinkan ini, seperti sebuah kantor tanpa pemimpin yang berwibawa dan disegani oleh stafnya. Uniknya dalam daftar hadir tercatat semua pegawai tak ada yang mangkir. Semua berjalan sesuai jam kerja yang berlaku setiap hari. Tak terkesan sedikitpun adanya korupsi waktu kerja.
Memprihatinkan
Kondisi yang memprihatinkan ini juga terjadi hampir di semua Kantor SKPD. Satu-satunya kantor yang terlihat sibuk hanyalah di DPPKAD (Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan & Aset Daerah). Kesibukan di sini menyangkut pekerjaan administrasi keuangan daerah, terutama yang berkaitan dengan belanja pegawai, seperti gaji, uang perjalanan dinas, tunjangan jabatan dan hak-hak pegawai lainnya. Pekerjaan ini memang tak bisa ditunda, karena menyangkut persoalan perut dan kesejahteraan para pegawai.
Menyikapi kondisi yang memprihatinkan ini, telah dilakukn tindakan tegas terhadap sejumlah oknum PNS yang melalaikan tugasnya. Antara lain dengan menunda pembayaran gaji serta sanksi administratif berupa teguran keras secara tertulis. Namun hal itu belum bisa merubah kondisi mental para PNS menjadi lebih baik. Nampaknya faktor sumpah jabatan atau janji ketika mengawali karir sebagai PNS bukan jaminan seorang oknum PNS itu akan melaksanakan tugasnya sebagai Abdi Negara untuk melayani masyarakat dengan baik. Sangat boleh jadi ketika masuk PNS mereka hanya mengikuti test kemampuan secara tertulis tanpa melalui proses psikotes. Akhirya baru ketahuan kemudian, ada diantarnya yang mentalnya bobrok.
Sapta Prasetya
Selain rendahnya tingkat kedisiplinan para pegawai yang menjadi sorotan masyarakat, persoalan jabatan Sekdakab Banggai juga menjadi fokus pemberitaan media massa lokal. Halaman-halaman koran yang terbit di Luwuk, setiap hari dijejali beragam pendapat masyarakat, terutama kalangan politisi serta sejumlah oknum anggota legislatif yang sifatya mengarah pada polemik pro kontra.
Secara internal di kalangan pejabat jajaran Pemkab Banggai sendiri, persoalan pro kontra terhadap jabatan Sekdakab Banggai Musir Madja juga sudah bukan rahasia lagi. Itu merupakan dampak dari percaturan politik yang memanas pada Pemilukada Banggai yang lalu. Sikap aparatur di jajaran Pemkab Banggai turut dipengaruhi oleh gejolak politik yang mengitarinya, sehingga mereka tidak dapat memusatkan perhatian terhadap pelaksanaan tugas pokok sebagaimana mestinya. Bahkan secara terang-terangan melibatkan diri untuk mendukung salah satu pasangan calon yang berlaga pada Pemilukada Banggai tersebut.
Beberapa catatan sebelumnya, bila terjadi kasus-kasus politik ada saja oknum anggota KORPRI (Korps Pegawai Republik Indenesia) yang melibatkan diri meski secara terselubung. Pada situasi seperti itu akan nampak terjadinya penyimpangan-penyimpangan terhadap Sapta Prasetya KORPRI.
Dalam sejumlah kesempatan dialog penulis dengan sejumlah tokoh masyarakat, politisi dan sejumlah kalangan kampus di daerah ini secara terpisah, terungkap adanya kekhawatiran mengenai perilaku para pegawai di jajaran Pemkab Banggai yang ogah-ogahan dalam melaksanakan tugasnya, dapat diartikan sebagai bentuk penjegalan terhadap kepemimpinan Sofhian Mile. Setidaknya ada upaya untuk menghambat laju pembangunan Banggai dari desa, pada saat Sofhian Mile sedang tancap gas. Hal ini perlu diwaspadai untuk menghindari pecahnya kekompakan kepemimpinan Sofhian Mile dan Herwin Yatim. ***