MEDIA BANGGAI-Luwuk. Sejumlah investor di Kabupaten Banggai, khususnya yang membangun usahanya di wilayah Batui dan Batui Selatan, diminta bertanggungjawab terhadap kerusakan jalan pada ruas Batui-Toili yang semakin parah.
Desakan agar investor bertanggungjawab atas kerusakan jalan itu disampaikan Suprapto, politisi PDIP di Dewan Banggai, Senin (10/9) kemarin.
Menurut dia, jalan jalan Luwuk-Batui hingga Toili kini mengalami kerusakan yang cukup parah di sejumlah titik, sehingga menganggu arus transportasi umum maupun warga yang menggunakan kendaraan pribadi.
Kerusakan jalan di ruas tersebut katanya, semakin bertambah parah menyusul lalulalangnya kendaraan truk yang mengangkut material guna pembangunan fasilitas investor sector pertambangan di Batui dan Batui Selatan.
Kendaraan truk yang mengangkut material untuk penimbunan saja jumlahnya banyak sekali, dan setiap hari berlalulalang di jalan umum. Hal ini tentu semakin membuat jalan cepat rusak. “Memang kendaraan lain juga banyak yang melintas, namun ukuran dan bobot kendaraan umum dan pribadi itu tidak seberapa, sementara kendaraan pengangkut material di lokasi investasi, cukup banyak dan intensitasnya sangat tinggi,” ujarnya.
Ia mencontohkan, di Toili saja ada sekitar 40 truk yang beroperasi mengangkut material, dan sehari bisa sampai tiga kali. Artinya kata dia, sehari saja, ada ratusan kali kendaraan itu melintas, sementara beban jalan mungkin tidak mampu menahannya.
Karena itulah, ia meminta agar Pemda Banggai lebih bersikap tegas terhadap investor, dengan memerintahkan mereka ikut bertanggungjawab atas kerusakan jalan dan memperbaiki secara optimal, bukan hanya perbaikan alakadarnya. “Jangan sampai rakyat melakukan tindakan, baru kemudian disalahkan,” ujarnya.*iskandar
Desakan agar investor bertanggungjawab atas kerusakan jalan itu disampaikan Suprapto, politisi PDIP di Dewan Banggai, Senin (10/9) kemarin.
Menurut dia, jalan jalan Luwuk-Batui hingga Toili kini mengalami kerusakan yang cukup parah di sejumlah titik, sehingga menganggu arus transportasi umum maupun warga yang menggunakan kendaraan pribadi.
Kerusakan jalan di ruas tersebut katanya, semakin bertambah parah menyusul lalulalangnya kendaraan truk yang mengangkut material guna pembangunan fasilitas investor sector pertambangan di Batui dan Batui Selatan.
Kendaraan truk yang mengangkut material untuk penimbunan saja jumlahnya banyak sekali, dan setiap hari berlalulalang di jalan umum. Hal ini tentu semakin membuat jalan cepat rusak. “Memang kendaraan lain juga banyak yang melintas, namun ukuran dan bobot kendaraan umum dan pribadi itu tidak seberapa, sementara kendaraan pengangkut material di lokasi investasi, cukup banyak dan intensitasnya sangat tinggi,” ujarnya.
Ia mencontohkan, di Toili saja ada sekitar 40 truk yang beroperasi mengangkut material, dan sehari bisa sampai tiga kali. Artinya kata dia, sehari saja, ada ratusan kali kendaraan itu melintas, sementara beban jalan mungkin tidak mampu menahannya.
Karena itulah, ia meminta agar Pemda Banggai lebih bersikap tegas terhadap investor, dengan memerintahkan mereka ikut bertanggungjawab atas kerusakan jalan dan memperbaiki secara optimal, bukan hanya perbaikan alakadarnya. “Jangan sampai rakyat melakukan tindakan, baru kemudian disalahkan,” ujarnya.*iskandar