MEDIA BANGGAI-Luwuk. Menjelang pelaksanaan Pemilu 2014 yang gaungnya sudah mulai terasa sejak saat ini, sejumlah partai politik di Kabupaten Banggai mengalami perubahan penampilan. Baik karena bergantinya komposisi kepengurusan, atau karena masuknya sejumlah tokoh, baik tokoh politik maupun mantan birokrasi atau pensiunan.Fenomena ini terlihat saat proses pendaftaran dan penyerahan berkas kartu tanda anggota untuk kepentingan verifikasi factual.
Di kubu Partai Gerindra misalnya, terlihat adanya perubahan kepemimpinan dari Ismail Salingkat yang saat Pilkada lalu diketahui menjadi ketua, ke tangan Linda Tjatjo. Sejumlah tokoh dan mantan birokrat juga terlihat merapat ke partai yang didirikan Prabowo Subianto itu, seperti Suwarto Mahiwa, mantan Kepala Badan Kesbanglinmas dan mantan Direktur PDAM, Hadi Enteding, mantan Kadis Perhubungan serta Djufri Bandule, mantan Sekretaris Korpri. Di partai ini, terlihat pula Aswan Ali, mantan caleg PAN di dapil Banggai 1, yang pada Pemilu 2009 silam, menjadi peraih suara nomor dua untuk PAN di daerah pemilihan yang meliputi Kecamatan Luwuk, Luwuk Timur, Masama, Lamala, Balantak Selatan dan Balantak, serta Zainal Abidin, mantan pengurus Partai Hanura.
Munculnya pensiunan di jajaran partai, juga terlihat di Partai Hanura. Saat proses penyerahan kartu tanda anggota di KPU Banggai, terlihat Herman Pandar, mantan Kadis Perindag yang sudah mengenakan seragam kebesaran partai bentukan Wiranto itu. Di kepengurusan partai yang diketuai Safrin Luneto ini, terlihat pula Henry Ombong, mantan politisi Partai Golkar dan mantan Cawabup Banggai yang mendampingi Fuad Muid di Pilkada tahun 2011 lalu.
Masuknya tokoh maupun pensiunan ke partai politik, menambah deretan mantan birokrasi yang terjun ke dunia politik saat ini, sebab sebelumnya, Musdar Amin, mantan Kepala Bappeda dan mantan Wabup telah bergabung di PDI Perjuangan.
Bagaimanakah kiprah mereka untuk pembesaran partai politik yang menjadi wadah aktifitas baru tersebut, semuanya akan terlihat pada perjalanan Parpol dua tahun mendatang, khususnya pada momentum Pemilu 2014. Akankah mantan birokrasi itu memiliki daya elektabilitas atau tingkat keterpilihan yang memadai guna merebut kursi di parlemen, dan bagaimana persaingan mereka dengan politisi yang tidak pernah merintis karir di dunia birokrasi, semuanya akan terjawab pada perhelatan politik lima tahunan tersebut.*iskandar
Di kubu Partai Gerindra misalnya, terlihat adanya perubahan kepemimpinan dari Ismail Salingkat yang saat Pilkada lalu diketahui menjadi ketua, ke tangan Linda Tjatjo. Sejumlah tokoh dan mantan birokrat juga terlihat merapat ke partai yang didirikan Prabowo Subianto itu, seperti Suwarto Mahiwa, mantan Kepala Badan Kesbanglinmas dan mantan Direktur PDAM, Hadi Enteding, mantan Kadis Perhubungan serta Djufri Bandule, mantan Sekretaris Korpri. Di partai ini, terlihat pula Aswan Ali, mantan caleg PAN di dapil Banggai 1, yang pada Pemilu 2009 silam, menjadi peraih suara nomor dua untuk PAN di daerah pemilihan yang meliputi Kecamatan Luwuk, Luwuk Timur, Masama, Lamala, Balantak Selatan dan Balantak, serta Zainal Abidin, mantan pengurus Partai Hanura.
Munculnya pensiunan di jajaran partai, juga terlihat di Partai Hanura. Saat proses penyerahan kartu tanda anggota di KPU Banggai, terlihat Herman Pandar, mantan Kadis Perindag yang sudah mengenakan seragam kebesaran partai bentukan Wiranto itu. Di kepengurusan partai yang diketuai Safrin Luneto ini, terlihat pula Henry Ombong, mantan politisi Partai Golkar dan mantan Cawabup Banggai yang mendampingi Fuad Muid di Pilkada tahun 2011 lalu.
Masuknya tokoh maupun pensiunan ke partai politik, menambah deretan mantan birokrasi yang terjun ke dunia politik saat ini, sebab sebelumnya, Musdar Amin, mantan Kepala Bappeda dan mantan Wabup telah bergabung di PDI Perjuangan.
Bagaimanakah kiprah mereka untuk pembesaran partai politik yang menjadi wadah aktifitas baru tersebut, semuanya akan terlihat pada perjalanan Parpol dua tahun mendatang, khususnya pada momentum Pemilu 2014. Akankah mantan birokrasi itu memiliki daya elektabilitas atau tingkat keterpilihan yang memadai guna merebut kursi di parlemen, dan bagaimana persaingan mereka dengan politisi yang tidak pernah merintis karir di dunia birokrasi, semuanya akan terjawab pada perhelatan politik lima tahunan tersebut.*iskandar